Saturday 29 October 2011

61ory 61ory ar53nal

Judul blog ini ukan berarti aku menghina manchester united dan beralih menjadi pendukung the gunners. Judul tersebut hanya mewakili hasil liga inggris yang menjadi "sesuatu banget ya" dalam seminggu ini. Kekalahan Red Devil dari tetangganya yang berisik memang diluar dugaan semua orang, terlebih skor yang tercipta cukup telak 1 - 6 dan terjadi di theatre of dream, sebuah tempat yang sudah lama tidak bersahabat dari para tamu. 

Tidak perlu bermuram durja terlalu lama, menciptakan hari yang suram dan mematikan sosial media karena tidak tahan dengan hujatan para M.U. Haters (karena di dunia ini hanya ada dua penggemar bola, M.U. Lovers dan M.U. haters, hahaha #abaikan). Namun peristiwa inilah yang perlu dikonversi menjadi momentum, momentum dimana bangkit dari keterpurukan.Inilah yang menarik dari Manchester United, mereka seringkali mengubah keterpurukan menjadi momentum kebangkitan. Tragedi munich 1958 menjadi sebuah cerita klasik sebuah kebangkitan. Partai perdana pasca tragedi berhasil dilalui dengan menekuk Sheffield Wednesday 3 - 0 di putaran ke 5 piala FA. Sangat luar biasa karena bukan hanya masih dalam suasana duka, tetapi juga bermain dengan tim yang baru terbentuk setelah 8 pemain inti mereka tewas dalam tragedi itu. Kekalahan 1 - 6 juga bisa menjadi sebuah momentum, momuntem bahwa setan merah tetaplah setan merah, yang selalu tegak menghadapi tragedi dan menatap ke depan. kemenangan 3 - 0 atas aldershot dan 1- 0 atas everton memang belum bisa dikatakan sebagi kebangkitan tetapi mereka berada di jalan yang benar.  

Beralih ke salah satu rival abadi Manchester united, Arsenal menjadi topik minggu ini. Dengan rekan jejak pertandingan musim ini, wajar saja banyak yang lebih mengunggulkan the blues untuk meraih point penuh. Terlebih arsenal kehilangan pemain pemain kunci seperti Fabregas dan nasi. Namun laga derby kemarin mereka menjungkalkan semua prediksi. Pasukan muda Wenger berhasil membuktikan bahwa mereka bukanlah tim anak kecil yang belum matang. Setidaknya pertandingan ini bisa sedikit menjadi pembuktian bahwa kebijakan sang profesor yang memberli pemain muda, bukan pemain berpengalaman bukan sebuah kesalahan fatal. Di sisi lain, kekalahan ini juga tidak serta membuktikan bahwa villas-boas tidak kompeten karena mudanya usia. Momentum ini mungkin pas dengan perayaan sumpah pemuda di negeri ini, ternyata yang muda belum tentu tidak matang dan tak mampu menghadapi tantangan dan tekanan. 

Sepak bola adalah suatu pertandingan, sebuah permainan, setelah skor tercipta, maka berakhirlah sudah. Walau tidak di Indonesia ini, karena setelah pertandingan selesai, maka akan muncul pertandingan komen saling menghujat yang tak kalah seru dibanding dengan perang antar suku.

Bukankan lebih menarik menggali apa yang bisa diambil dari sebuah peristiwa..daripada hanya sekedar mempermasalahkan sebuah angka   

 

No comments:

Post a Comment